A. JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi
Gugus Fungsi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan
ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui
identifikasi gugus fungsinya.
C. LANDASAN TEORI
Senyawa organik yang paling sederhana terdiri dari karbon
dan hidrogen, yakni hidrokarbon. Hidrokarbon yang paling sederhana ialah
metana,
, yaitu bagian utama dari gas alam.
Berikut ini adalah cara menggambarkan molekul metana melalui tiga cara. Struktur
lewis menunjukkan semua penyebaran elektron valensi dalam molekul. Rumus
struktur menitikberatkan pada elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan,
dalam hal ini digunakan sebuah garis untuk membentuk ikatan tunggal (Petrucci,1987:250).
Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom
atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom
karbon yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak
jenuh. Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tahan terhadap asam, basa,
oksidator dan reduktor. Alkohol dapat bereaksi dengan halida seperti Cl atau Br
pada temperatur
atau pada temperatur kamar dengan bantuan
sinar ultraviolet. Sedangkan pada hidrokarbon tidak jenuh, seperti alkena
umumnya mengalami rekasi-reaksi adisi (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:19).
Sifat penting dari hidrokarbon alkana ialah hanya
terdapat ikatan kovalen tunggal. Dalam senyawa ini, ikatan-ikatannya dikatakan
jenuh. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh. Kerumitan alkana dimulai dari
metana,
(menyusun lebih 90% dari gas alam), sampai ke
molekul yang terdiri dari 50 atom karbon (terdapat dalam minyak bumi). Setiap alkana
berbeda dari yang lainnya berdasarkan gugus metilena,
. Perbadaan unit ini secara tetap
membentuk deret homolog. Anggota-anggota dari seri ini mempunyai sifat kimia
dan fisik yang hampir sama. Misalnya, dengan kenaikan bobot molekul akan
ditandai dengan kenaikan titik didih. Kenaikan titik didih ini dapat dimengerti
sehubungan dengan gaya london. Gaya ini naik diikuti dengan meningkatnya bobot
molekul (Petrucci,1987:256).
Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh
yang cukup reaktif. Istilah tidak jenuh dalam hal ini menunjukkan bahwa
kandungan atom hidrogen didalamnya kurang dari jumlah yang seharusnya bila
dikaitkan dengan jumlah atom karbonnya. Alkena mempunyai gugus fungsi yang
berupa ikatan rangkap (C=C). Gugus fungsi inilah yang memberikan ciri khas pada
reaksi-reaksi golongan alkena (Rasyid,2009:61).
Unsur selain karbon dan hidrogen dalam senyawa organik
memberikan kekhasan bagi sekelompok senyawa tersebut. Dalam beberapa kasus,
pengelompokkan ini terjadi karena beberapa atom H digantikan, atau
kadang-kadang atom C-nya sendiri. Pengelompokkan atom-atom ini dinamakan gugus
fungsi (functional group) (Petrucci,1987:255).
Alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa organik
yang tersusun dari unsur C, H, O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari
kemanfaatannya dalam sintesis senyawa organik, alkohol mempunyai peranan
penting. Hal ini dikarenakan alkohol dapat dibuat menjadi berbagai senyawa
organik yang termasuk golongan lain, misalnya alkil halida, aldehida, keton,
dan asam karboksilat. Disamping manfaatnya yang cukup banyak, alkohol juga
mempunyai struktur yang cukup beragam yang semuanya ditandai oleh adanya gugus
–OH (alkohol) sebagai gugus fungsi golongan alkohol. Dalam reaksi-reaksinya
alkohol memperlihatkna dua sifat yang berlawanan, yaitu dapat menerima proton
dan juga dapat melepaskan proton. Kedua sifat ini dapat diamati dari sejumlah
reaksi yang terjadi pada alkohol (Parlan,2003:121).
Alkohol merupakan bahan alami yang
dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemui dalam bentuk bir, anggur,
spiritus dan sebagainya. Dalam pembentukan alkohol melalui proses fermentasi
peran mikroorganisme sangat besar dan biasanya mikroorganisme yang digunakan
untuk fermentasi mempunyai beberapa syarat. Beberapa jenis mikroorganisme yang
digunakan dalam fermentasi alkohol. Penggunakan beberapa mikroorganisme
tersebut disesuaikan dengan substrat atau bahan yang akan difermentasi dan
kondisi proses yang berlangsung (Santi,2008:104-105).
Gugus –OH atau hidroksil adalah ciri
khas alkohol. Tergantung pada sifat atom karbon dimana gugus OH menempel
alkohol digolongkan menjadi tiga kelas. Lebih dari satu gugus –OH mungkin
terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polihidrat. Sebagai
suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat
dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh
gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang
seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon (Petrucci,1987:268-269).
Golongan alkohol dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus –OH, yaitu terdiri dari : (1)
alkohol primer, yaitu dengan gugus –OH yang terikat pada atom C primer. (2)
alkohol sekunder, dengan gugus –OH yang terikat pada atom C sekunder, dan (3)
alkohol tersier, dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier. Bila ditinjau
dari jumlah gugus –OH yang terdapat dalam masing-masing strukturnya, golongan
alkohol dapat dibedakan menjadi alkohol monohidroksi (yang mempunyai satu gugus
–OH), alkohol dihidroksi (yang mempunyai dua gugus –OH), dan seterusnya. Perlu
diketahui bahwa apabila dalam suatu rumus struktur senyawa terdapat gugus –OH
yang langsung terikat pada cincin aromatik, maka senyawa tersebut bukan
termasuk golongan alkohol, melainkan golongan fenol (Parlan,2003:122-123).
Alkohol dan fenol adalah asam-asam
lemah. Alkohol mempunyai keasaman 10-100 kali lebih lama dari air. Tetapan
ionisasi untuk kesetimbangan
kira-kira
. Untuk kebanyakan alkohol, tetapan
ionisasi untuk
kira-kira
sampai
. Alkohol bereaksi dengan logam seperti
natrium atau kalium dengan membebaskan hidrogen dan membentuk alkoksida
(Rasyid,2009:129).
Aldehida dan keton adalah nama dua
golongan senyawa organik yang masing-masing mengandung unsur-unsur C, H, dan O.
Kedua golongan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil
oleh karena itu diantara keduanya terdapat beberapa persamaan
sifat. Rumus umum aldehida adalah
dan untuk keton
. Dari rumus umum tersebut dapat diketahui perbedaan antara
atom atau gugus yang terikat pada gugus karbonil dalam aldehida dan keton.
Perbedaan inilah yang mengakibatkan aldehida dan keton tidak memiliki sifat
identik (Parlan,2003:163).
Asam karboksilat adalah senyawa
karbon yang memiliki gugus fungsional
. Gugus fungsi ini dinamakan karboksilat terdiri atas satu
gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil. Kelompok senyawa ini cukup penting
karena dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan dalam industri maupun
laboratorium (Rasyid,2009:167).
Asam karboksilat gugus –COOH terikat
pada gugus alkil (R-) atau gugus aril (Ar-). Meskipun mengikat gugus –COOH
dapat berupa gugus alifatik atau aromatik, jenuh atau tidak jenuh, tersubtitusi
atau tidak tersubtitusi, sifat yang diperlihatkan oleh gugus –COOH tersebut pada
dasarnya sama. Disamping terdapat asam yang mengandung sebuah gugus karboksil
(asam monokarboksilat), diketahui ada juga asam yang memiliki dua buah gugus
karboksil (asam dikarboksilat) maupun tiga buah gugus karboksil (asam
trikarboksilat) Perbedaan banyaknya gugus –COOH ini tidak mengakibatkan
perubahan sifat kimia yang mendasar (Parlan,2003:186).
Gugus karboksil
mempunyai sifat kimia dari gugus karbonil dan hidroksil. Pelepasan proton
kepada basa dapat membentuk garam. Pemanasan garam amonium dari asam
karboksilat menyebabkan lepasnya molekul air dan terbentuklah amida. Lebih
lanjut lagi, amida dapat melepaskan molekul air jika diberi zat pengering
seperti
. Hasil akhirnya dapat berupa senyawa
dengan gugus nitril. Sementara itu, hasil reaksi asam dengan alkohol dinamakan
ester. Reaksi ini juga dipandang sebagai eliminasi molekul air dari gugus
hidroksil dari asam dan alkohol (Petrucci,1987:274-275).
Metil ester sulfonat (MES) merupakan
salah satu jenis surfaktan amonik yang dapat dibuat dengan menggunakan bahan
baku metil ester. Surfaktan merupakan bahan aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan permukaan antara dua fasa yang berbeda kepolarannya seperti
minyak dan air. Faktor-faktor yang menentukan kualitas MES diantaranya adalah
rasio mol reaktan, suhu, lama reaksi, konsentrasi gugus sulfat yang
ditambahkan, agen pensulfonasi, waktu, pH dan suhu netralisasi (Hidayanti,2007:60).
Metis ester lemak merupakan senyawa
ester alkil yang berasal dari minyak nabati dengan alkohol yang dihasilkan melalui
proses esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam
karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk
ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang
mengandung gugus
dengan R dapat berupa alkil maupun aril.
Reaksi Esterifikasi dikatalis asam dan
bersifat dapat balik (Arita,2008:34-37).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a.
Tabung reaksi 12 buah
b.
Rak tabung reaksi 1 buah
c.
Gelas ukur 10 mL 2 buh
d.
Gelas kimia 250 mL 1 buah
e.
Lampu spiritus, kaki tiga dan kasa @ 1 buah
f.
Botol semprot 1 buah
g.
Pipet tetes 10 buah
h. Lap
kasar 1
buah
2. Bahan
a.
Sikloheksena
b.
Larutan Kalium Permanganat
1%
c.
Fenol
pekat dan 5%
d.
Natrium Hidroksida (NaOH) 2M
e.
Asam klorida (HCl) pekat
f.
Etanol
g.
Besi (III) klorida
0,2 M
h.
Reagen Benedict/Fehling
(A dan B)
i.
Formaldehid
/
asetaldehid
j.
Aseton
k.
Asam asetat
0,1 M\
l.
Benzena
m. Aquades
n.
Korek api
o.
Tissue
p.
Label
E. PROSEDUR KERJA
1.
Alat dan bahan yang akan digunakan
disiapkan terlebih dahulu
2.
Alat dicuci dengan air sampai bersih,
lalu dikeringkan
a.
Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
1)
Sikloheksena dimasukkan 5 tetes kedalam tabung
reaksi I kemudian ditambahkan 7 tetes larutan
1%
2)
Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit
dan diamati apa yang terjadi
3)
Benzena dimasukkan 5 tetes kedalam tabung
reaksi II kemudian ditambahkan 7 tetes larutan
1%
4)
Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit
dan diamati apa yang terjadi.
b.
Alkohol dan Fenol
1)
Reaksi dengan NaOH
a)
Etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi I
sebanyak 3 mL
b)
10 tetes larutan NaOH 2 M ditambahkan
kedalam tabung I dengan setiap penambahan 1 tetes NaOH, tabung reaksi
digoyangkan dan diamati perubahan warna yang terjadi
c)
Fenol pekat dimasukkan kedalam tabung
reaksi II
d)
10 tetes larutan NaOH 2 M ditambahkan
kedalam tabung II dengan setiap penambahan 1 tetes NaOH, tabung reaksi digoyangkan dan diamati
perubahan warna yang terjadi
e)
Kedalam tabung II ditambahkan 5 tetes HCl
pekat dan diamati perubahan warnanya.
2)
Reaksi dengan
a)
1 mL etanol dimasukkan kedalam tabung
reaksi I
b)
5 tetes larutan
0,2 M ditambahkan kedalam tabung I dan diamati
perubahan warnanya
c)
1 mL fenol 5% dimasukkan kedalam tabung
reaksi II
d)
5 tetes larutan
0,2 M ditambahkan kedalam tabung II dan
diamati perubahan warnanya
c.
Aldehid dan Keton
1)
Air 400 mL dipanaskan diatas kaki tiga
dan kasa dengan pembakar spiritus
2)
2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung
reaksi I
3)
5 tetes formaldehid ditambahkan kedalam
tabung I
4)
2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung
reaksi II
5)
5 tetes asetaldehid ditambahkan kedalam
tabung II
6)
2 mL benedict dimasukkan kedalam tabung
reaksi III
7)
5 tetes formaldehid ditambahkan kedalam
tabung III
8)
2 mL benedeict dimasukkan kedalam tabung
reaksi IV
9)
5 tetes asetaldehid ditambahkan kedalam
tabung IV
10)
2 mL benedict dimasukkan kedalam tabung
reaksi V
11)
5 tetes aseton ditambahkan kedalam tabung
V
12)
2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung
reaksi VI
13)
5 tetes aseton ditambahkan kedalam tabung
VI
14)
Keenam tabung reaksi dimasukkan kedalam
gelas kimia 500 mL yang berisi 400 mL air yang dipanaskan kemudian diamati
perubahan yang terjadi pada keenam tabung
d.
Asam Karboksilat
1)
5 mL asam asetat dimasukkan kedalam
tabung reaksi
2)
5 mL etanol ditambahkan kedalam tabung
reaksi tersebut
3)
Perubahan yang terjadi diamati
4)
5 mL NaOH ditambahkan kedalam larutan
tersebut dan diamati perubahan yang terjadi.
F.
HASIL PENGAMATAN
1. Hidrokarbon
jenuh dan tak jenuh
Tabung
ke-
|
Keadaan mula-mula
|
Perubahan yang terjadi
|
Reaksi yang terjadi
|
I
|
5 tetes sikloheksena (tak berwarna) + larutan KMnO4(ungu) 7
tetes
|
Terbentuk 2 lapisan yaitu endapan hitam paling bawah dan coklat paling
atas
|
|
II
|
5 tetes benzena (tak berwarna) + 7 tetes larutan KMnO4 (ungu)
|
Tidak bereaksi dan tidak terjadi perubahan warna yaitu warna ungu warna
larutan KMnO4
|
|
2. Alkohol
dan fenol
a. Reaksi
dengan NaOH
Tabung
ke-
|
Keadaan mula-mula
|
Perubahan yang terjadi
|
Reaksi yang terjadi
|
I
|
Etanol (tak berwarna) + 10 tetes NaOH (tak berwarna)
|
Etanol yang awalnya bening setelah ditetesi NaOH tetap bening
|
|
II
|
Fenol pekat (merah muda) + 10 tetes larutan NaOH
Larutan + 5 tetes HCl pekat
|
Tidak terjadi perubahan yang signifikan dari warna merah muda pekat
menjadi sedikit bening.
Terjadi endapan putih dibawah
|
|
b. Reaksi
dengan (FeCl3)
Tabung
ke-
|
Keadaan mula-mula
|
Perubahan yang terjadi
|
Reaksi yang terjadi
|
I
|
1 mol etanol + 5 tetes FeCl3
|
Etanol yang awalnya bening setelah direaksikan dengan FeCl3berubah
menjadi warna kuning
|
|
II
|
1 mL fenol 5% (merah muda) + 5 tetes FeCl3
|
Tidak bereaksi dan tidak terjadi perubahan warna yaitu warna ungu warna larutan
KMnO4
|
|
3. Aldehid
dan Keton
Tabung ke-
|
Reaksi mula-mula
|
Perubahan yang kerja
|
Reaksi yang terjadi
|
I
|
2 mL reagen benedict + 5 tetes
formaldehid
|
Tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap warna fehling warna biru
|
|
II
|
2 mL reagen benedict + 5 tetes asetaldehid (tak berwarna)
|
Terjadi perubahan warna yaitu warna biru
|
|
III
|
2 mL fehling (biru) + 5 tetes formaldehid tak berwarna
|
Terjadi perubahan warna yaitu warna ungu
|
|
IV
|
2 mL fehling (biru) + 5 tetes asetaldehid tak
berwarna
|
Terjadi perubahan warna dan terbentuk 2 endapan yaitu bagian bawah warna
hitam dan atas warna hijau bening
|
|
V
|
2 mL reagen benedict (biru) + 5 tetes aseton (tak berwarna)
|
Tidak terjadi reaksi atau perubahan warna yaitu warnanya tetap warna biru
(fehling)
|
|
VI
|
2 mL fehling (biru) + 5 tetes aseton tak berwarna
|
Terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan dimana bagian bawah warna
biru dan dibagian atas warna hijau bening.
|
|
4. Asam
karboksilat
Tabung
ke-
|
Keadaan mula-mula
|
Perubahan yang terjadi
|
Reaksi yang terjadi
|
I
|
5 mL asam asetat (tak berwarna) + 5 mL etanol 95% tak berwarna
|
Terjadi perubahan warna yaitu warna kuning
|
|
II
|
+ NaOH 2 M 5 mL
|
Tidak terjadi perubahan warna
|
|
G.
PEMBAHASAN
Gugus fungsi adalah suatu atom atau
kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat
yang khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa tersebut
(Rasyid,2009).
Percobaan pertama yaitu untuk
pengujian hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh. Hidrokarbon adalah senyawa organik
yang mengandung karbon dan hidrogen saja yang dapat dibedakan atas hidrokarbon
jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh. Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat
empat atom atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan
rantai atom karbonnya yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam
hidrokarbon tidak jenuh. Alkana digolongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh
sedangkan alkena dan senyawa aromatik yang termasuk kedalam senyawa hidrokarbon
tak jenuh yang umumnya mengalami reaksi adisi (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:19).
Percobaan yang dilakukan menggunakan
penguji larutan
. Adapun larutan
berfungsi untuk mereduksi senyawa hidrokarbon
jenuh dan tak jenuh yang akan diuji. Dimana bahan yang akan diuji yaitu
sikloheksena dan benzena yang masng-masing ditambahkan larutan
. Pada tabung I yang berisi sikloheksena
tidak berwarna yang ditambahkan denga larutan
berwarna ungu terbentuk 2 lapisan yaitu
endapan hitam pada bagian paling bawah dan coklat pada bagian atas. Adanya
perubahan warna ini menunjukkan terjadinya reaksi antara kedua larutan
tersebut. Hal ini menandakan adanya ikatan rangkap pada sikloheksena sehingga
dikelompokkan kedalam senyawa hidrokarbon tak jenuh. Alkena yang mudah
dioksidasi apabila dengan larutan KmnO4 akan menghasilkan senyawa
glikol yaitu senyawa dengan gugus hidroksil yang berdampingan dan senyawa
mangan dioksida yang berawarna coklat, hal ini terjadi karena kemampuan KmnO4
mengoksidasi larutan rangkap dua sehingga rangkapnya putus. Kemudian pada tabung
II hasil percobaan, larutan benzena yang bening ditambahkan larutan
maka
larutan tersebut berawarna ungu akibat penambahan
menunjukkan bahwa pada tabung benzena tidak
terjadi reaksi karena hidrokarbon tak jenuh tahan terhadap asam, basa, reduktor,
maupun oksidator melainkan benzena lebih mudah mengalami subtitusi sehingga
cincin benzena yang memiliki gugus alkil dapat dioksidasi sengan temperatur
yang lebih tinggi dan dengan katalais lain. Dimana
termasuk oksidator kuat (Tim Dosen Kimia
Dasar,2016:19). Adapun reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan ini yakni
pada tabung sikloheksena dan tabung benzena :
Percobaan kedua yaitu untuk
pengujian alkohol dan fenol. Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena
gugus hidroksil pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul
air. Namun saat ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya akan berkurang.
Selain itu, pada umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut
sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air, dan jumlah
atom C>6 akan tidak larut dalam air. Pada percobaan ini dilakukan 2
pengujian yaitu reaksi dengan NaOH dan Reaksi dengan larutan
.
Percobaan reaksi dengan NaOH, etanol
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang kemudian ditambahkan dengan larutan NaOH.
NaOH disini berfungsi untuk mengidentifikasi keasaman pada etanol dan fenol.
Setelah penambahan NaOH larutan tetap bening. Hal ini menandakan tidak
terjadinya reaksi karena ditandai dengan tidak adanya indikator perubahan. Hal
ini juga dikarenakan etanol tidak dapat bereaksi dengan larutan alkali seperi
NaOH. Sifat etanol yang sangat lemah dari pada air dengan pH 100% etanol adalah
7,33 sementara pH air murni adalah 7,00. Selain itu, etanol dalam air hampir
netral (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:20) Adapaun reaksinya:
Tabung yang berisi fenol yang kemudian
ditambahkan dengan NaOH, terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Hal
tersebut membuktikan bahwa fenol larut dalam NaOH karena fenol mempunyai cincin
aromatik yang relatif stabil sehingga fenol yang mempunyai sifat polar yang
mampu larut dalam NaOH dengan melepaskan satu protonnya untuk menjadi suatu
anion yang larut dalam NaOH. Fenol termasuk asam lemah yang dapat bereaksi
menjadi anion fenoksida jika ditambahkan suatu basa yaitu NaOH membentuk
garamnya yang larut dalam air (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:20). Adapun Reaksinya
yaitu :
Akan
tetapi, setelah penambahan HCl pekat kedalam larutan tersebut maka garam fenol
akan berubah kembali menjadi fenol (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:20).
Adapun
reaksinya :
Percobaan reaksi dengan
yang merupakan zat penguji untuk membedakan
alkohol alifatik dengan alkohol aromatik. Penggunaan
sebagai larutan penguji juga bertujuan untuk
menguji keberadaan gugus hidroksil yang terikat pada suatu karbon tak jenuh. Adapun
uji positif pada reaksi dengan
ditandai dengan adanya perubahan warna pada
larutan. Pada tabung yang pertama yang berisi etanol yang kemudian ditambahkan
tidak terjadi reaksi yang ditunjukkan tidak
terjadi perubahan warna dimana larutan tetap berwarna kuning yang merupakan
warna dari
. Hal tersebut dikarenakan etanol sebagai
senyawa alifatik tidak dapat dioksidasi oleh
. Selain itu juga dalam etanol tidak
mengandung gugus enol sehingga tidak terjadi reaksi antara etanol dengan
. Adapun reaksinya yaitu :
Pada
tabung kedua, yang berisi fenol yang ditambahkan
pada hasil percobaan menghasilkan warna ungu. Adanya
perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa antara fenol dan
terjadi reaksi. Perubahan warna ini menunjukkan
bahwa fenol mengandung yang mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu
karbon tak jenuh (enol) memberikan warna merah jambu, ungu, atau hijau
bergantung pada struktur fenol atau enol dengan besi (III) klorida. Reaksi
antara fenol dengan besi (III) klorida akan terbentuk senyawa kompleks dengan
besi (Tim Dosen Kimia Organik,2016:22). Adapun reaksinya yaitu :
Percobaan ketiga yaitu Aldehid dan
Keton. Aldehid dan keton adalah kelompok senyawa organik yang mengandung gugus
karbonil (C=O). Suatu aldehid mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang
terikat pada karbon karbonil, sedangkan keton mempunyai dua gugus alkil yang
terikat pada karbon karbonil. Adanya gugus karbonil pada aldehid dan keton
menyebabkan sebagian besar reaksi yang terjadi pada aldehid dan keton adalah
reaksi-reaksi adisi nukleofilik pada gugus karbonil tersebut (Tim Dosen Kimia
Dasar,2016:21).
Tabung I berisi reagen fehling dan
formaldehid yaitu tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan tidak terjadinya
perubahan warna. Dan pada tabung II berisi reagen fehling dan asetaldehid terjadi
perubahan warna yaitu warna biru. Hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya
reagen fehling dan asetaldehid tidak bereaksi. Hal ini dikarenakan fehling dan
benedict merupakan jenis dari larutan yang secara esensial sama. Keduanya
mengandung ion-ion tembaga (II) yang kompleks dalam larutan basa (Tim Dosen
Kimia Dasar,2016:21). Adapun reaksinya yaitu :
Tabung III berisi reagen benedict
dan formaldehid pada percobaan terjadi perubahan warna yaitu warna ungu. Hal
ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada tes benedict, aldehid
dioksidasi menjasi asam karboksilat. Pereaksi benedict adalah kompleks ion Cu
(II) sitratdalam larutan basa. Endapan yang seharusnya terbentuk adalah endapan
tembaga (I) oksida
yang berwarna merah bata (Tim Dosen Kimia
Dasar,2016:21). Adapun reaksinya yaitu :
Tabung IV yang berisi fehling dan asetaldehid
terbentuk 2 endapan, yaitu bagian bawah berwarna hitam dan bagian atas berwarna
hijau bening. Hal ini tidak sesuai dengan teori. Pereaksi benedict kompleks
pada ion Cu (II) dalam larutan alkali. Endapan yang seharusnya terbentuk
endapan tembaga (I) oksida
yang berwarna merah bata(Tim Dosen Kimia
Dasar,2016:21). Sedangkan yang dihasilkan bukan endapan warna merah bata.
Adapun rekasinya yaitu :
Tabung V berisi reagen benedict dan
aseton tidak bereaksi yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna.
Dan pada tabung VI berisi reagen fehling dan aseton terjadi perubahan warna dan
terbentuk endapan dimana bagian bawah berwarna biru dan dibagian atas berwarna
hijau bening. Untuk tabung V sesuai dengan teori karena tidak terjadi perubahan
warna yang menandakan bahwa kedua larutan tersebut tidak bereaksi sedangkan
pada tabung VI tidak terbukti karena terjadi perubahan warna. Aseton termasuk
kedalam gugus keton yang mana keton tidak bereaksi dengan reagen fehling dan
benedict. Inilah yang membedakan antara aldehid dan keton yang tidak dapat teroksidasi
dengan benedict dan fehling (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:21). Alasan lain keton
tidak mudah dioksidasi karena pada oksidasi akan terjadi pemutusan ikatan
karbon-karbon menghasilkan dua asam karboksilat yang jumlah karbonnya lebih
sedikit dari semula. Selain itu gugus keton memiliki dua gugus fungsi yang
diapit oleh dua alkil sehingga keton sukar bereaksi dengan tembaga (II) menjadi
tembaga oksida (Cu2O) (Tim Dosen Kimia Organik,2016:23). Adapun
reaksinya :
Percobaan keempat yaitu asam
karboksilat. Asam karboksilat adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus
karboksil (-COOH) dengan sebuah atom karbon (C) ujung mempunyai ikatan rangkap
keoksigen dan sebuah gugus hidroksil (-OH). Pada tabung diisi dengan asam
asetat dan ditambahkan etanol, tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan tidak
terjadinya perbuahan warna yaitu tetap berwarna bening dan berbau khas. Uji
positif untuk reaksi antara asam asetat dengan etanol yaitu terjadi perubahan
bau tetapi warnya tetap. Reaksi yang terjadi yaitu reaksi esterifikasi. Dimana yang
dimasksud dengan reaksi esterifikasi yaitu asam karboksilat yang bereaksi
dengan alkohol secara langsung membentuk ester dan air ( Tim Dosen Kimia
Dasar,2016:22). Adapun reaksinya yaitu :
Ester yang telah dihasilkan kemudian
ditambahkan dengan NaOH pada hasil percobaan juga tidak terjadi perubahan warna
dan tidak berbau. Hal ini membuktikan bahwa ester adalah senyawa yang
diturunkan dari asam karboksilat dengan menggantikan hidrogen dari gugus
hidroksilnya dengan suatu hidrokarbon. Dimana pada reaksi ini ester mengalami
hidrolisis dan mengahasilkan asam karboksilat dan alkohol (Tim Dosen Kimia
Dasar,2016:22). Adapun reaksinya yaitu :
H.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Senyawa karbon yang atom hidrogennya
mengikat empat atom atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh,
sedangkan rantai atom karbon yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam
hidrokarbon tidak jenuh. Alkana termasuk kedalam hidrokarbon jenuh sedangkan
alkena termasuk kedalam hidrokarbon tidak jenuh. Pada alkohol dan fenol
walaupun sama-sama meiliki gugus –OH memiliki kelarutan yang berbeda. Alkohol
tidak dapat bereaksi dengan larutan alkali seperti NaOH, tetapi fenol yang
bersifat asam lemah akan bereaksi membentuk garamnya yang larut dalam air.
Aldehid dan keton dapat dibedakan berdasarkan tingkat oksidasinya. Untuk asam
karboksilat yang direasikan dengan alkohol membentuk ester dan air. Ester mengalami
hidrolisis menghasilkan asam karboksilat dan alkohol.
2.
Saran
Untuk praktikan selanjutnya diharapkan
lebih menguasai materi yang akan dipraktikumkan dan lebih berhati-hati dalam
melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum yang dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Arita, Susila., Meta Berlian Dara., dan Jaya Irawan.2008.
Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Dari CPO Off Grade Dengan Metode
Esterifikasi-Transterifikasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol.15
No.2
Hidayanti, Sri.2007. Pengaruh Suhu, Lama Pemanasan, Konsentrasi
Metanol dan Suhu Pemurnian Terhadap Bilangan Iod dan Bilangan Asam Surfaktan
Dari Minyak Inti Sawit. Jurnal Teknologi dan Industri
Hasil Pertanian. Vol.12 No.2
Parlan dan
Wahjudi.2003. Kimia Organik I. Malang:JICA
Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Edisi Keempat
Jilid 3. Bogor:Erlangga
Rasyid, Muhammad.2009. Kimia
Organik I. Makassar:Badan Penerbit UNM
Santi, Sintha Soraya.2008. Pembuatan Alkohol Dengan Proses
Fermentasi Buah Jambu Mete Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jurnal Penelitian
Ilmu Teknik. Vol.8 No.2
Tim Dosen Kimia Dasar.2016. Penuntun Kimia Dasar
Lanjut.Makassar:FMIPA UNM
kak untuk linnk bukunya dapat dimanna ? bisa di bagikann ?
BalasHapus