Jumat, 04 Agustus 2017

Laporan Identifikasi Gugus Fungsi



A. JUDUL PERCOBAAN
            Identifikasi Gugus Fungsi
B. TUJUAN PERCOBAAN
            Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui identifikasi gugus fungsinya.
C. LANDASAN TEORI
            Senyawa organik yang paling sederhana terdiri dari karbon dan hidrogen, yakni hidrokarbon. Hidrokarbon yang paling sederhana ialah metana, , yaitu bagian utama dari gas alam. Berikut ini adalah cara menggambarkan molekul metana melalui tiga cara. Struktur lewis menunjukkan semua penyebaran elektron valensi dalam molekul. Rumus struktur menitikberatkan pada elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan, dalam hal ini digunakan sebuah garis untuk membentuk ikatan tunggal (Petrucci,1987:250).
            Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak jenuh. Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tahan terhadap asam, basa, oksidator dan reduktor. Alkohol dapat bereaksi dengan halida seperti Cl atau Br pada temperatur  atau pada temperatur kamar dengan bantuan sinar ultraviolet. Sedangkan pada hidrokarbon tidak jenuh, seperti alkena umumnya mengalami rekasi-reaksi adisi (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:19).
            Sifat penting dari hidrokarbon alkana ialah hanya terdapat ikatan kovalen tunggal. Dalam senyawa ini, ikatan-ikatannya dikatakan jenuh. Alkana dikenal sebagai hidrokarbon jenuh. Kerumitan alkana dimulai dari metana,  (menyusun lebih 90% dari gas alam), sampai ke molekul yang terdiri dari 50 atom karbon (terdapat dalam minyak bumi). Setiap alkana berbeda dari yang lainnya berdasarkan gugus metilena, . Perbadaan unit ini secara tetap membentuk deret homolog. Anggota-anggota dari seri ini mempunyai sifat kimia dan fisik yang hampir sama. Misalnya, dengan kenaikan bobot molekul akan ditandai dengan kenaikan titik didih. Kenaikan titik didih ini dapat dimengerti sehubungan dengan gaya london. Gaya ini naik diikuti dengan meningkatnya bobot molekul (Petrucci,1987:256).
            Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif. Istilah tidak jenuh dalam hal ini menunjukkan bahwa kandungan atom hidrogen didalamnya kurang dari jumlah yang seharusnya bila dikaitkan dengan jumlah atom karbonnya. Alkena mempunyai gugus fungsi yang berupa ikatan rangkap (C=C). Gugus fungsi inilah yang memberikan ciri khas pada reaksi-reaksi golongan alkena (Rasyid,2009:61).
            Unsur selain karbon dan hidrogen dalam senyawa organik memberikan kekhasan bagi sekelompok senyawa tersebut. Dalam beberapa kasus, pengelompokkan ini terjadi karena beberapa atom H digantikan, atau kadang-kadang atom C-nya sendiri. Pengelompokkan atom-atom ini dinamakan gugus fungsi (functional group) (Petrucci,1987:255).
            Alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa organik yang tersusun dari unsur C, H, O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari kemanfaatannya dalam sintesis senyawa organik, alkohol mempunyai peranan penting. Hal ini dikarenakan alkohol dapat dibuat menjadi berbagai senyawa organik yang termasuk golongan lain, misalnya alkil halida, aldehida, keton, dan asam karboksilat. Disamping manfaatnya yang cukup banyak, alkohol juga mempunyai struktur yang cukup beragam yang semuanya ditandai oleh adanya gugus –OH (alkohol) sebagai gugus fungsi golongan alkohol. Dalam reaksi-reaksinya alkohol memperlihatkna dua sifat yang berlawanan, yaitu dapat menerima proton dan juga dapat melepaskan proton. Kedua sifat ini dapat diamati dari sejumlah reaksi yang terjadi pada alkohol (Parlan,2003:121).
            Alkohol merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses fermentasi yang banyak ditemui dalam bentuk bir, anggur, spiritus dan sebagainya. Dalam pembentukan alkohol melalui proses fermentasi peran mikroorganisme sangat besar dan biasanya mikroorganisme yang digunakan untuk fermentasi mempunyai beberapa syarat. Beberapa jenis mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi alkohol. Penggunakan beberapa mikroorganisme tersebut disesuaikan dengan substrat atau bahan yang akan difermentasi dan kondisi proses yang berlangsung (Santi,2008:104-105).
            Gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alkohol. Tergantung pada sifat atom karbon dimana gugus OH menempel alkohol digolongkan menjadi tiga kelas. Lebih dari satu gugus –OH mungkin terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol polihidrat. Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon (Petrucci,1987:268-269).
            Golongan alkohol dapat dikelompokkan berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus –OH, yaitu terdiri dari : (1) alkohol primer, yaitu dengan gugus –OH yang terikat pada atom C primer. (2) alkohol sekunder, dengan gugus –OH yang terikat pada atom C sekunder, dan (3) alkohol tersier, dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier. Bila ditinjau dari jumlah gugus –OH yang terdapat dalam masing-masing strukturnya, golongan alkohol dapat dibedakan menjadi alkohol monohidroksi (yang mempunyai satu gugus –OH), alkohol dihidroksi (yang mempunyai dua gugus –OH), dan seterusnya. Perlu diketahui bahwa apabila dalam suatu rumus struktur senyawa terdapat gugus –OH yang langsung terikat pada cincin aromatik, maka senyawa tersebut bukan termasuk golongan alkohol, melainkan golongan fenol (Parlan,2003:122-123).
            Alkohol dan fenol adalah asam-asam lemah. Alkohol mempunyai keasaman 10-100 kali lebih lama dari air. Tetapan ionisasi untuk kesetimbangan  kira-kira . Untuk kebanyakan alkohol, tetapan ionisasi untuk  kira-kira  sampai . Alkohol bereaksi dengan logam seperti natrium atau kalium dengan membebaskan hidrogen dan membentuk alkoksida (Rasyid,2009:129).
            Aldehida dan keton adalah nama dua golongan senyawa organik yang masing-masing mengandung unsur-unsur C, H, dan O. Kedua golongan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil oleh karena itu diantara keduanya terdapat beberapa persamaan sifat. Rumus umum aldehida adalah dan untuk keton . Dari rumus umum tersebut dapat diketahui perbedaan antara atom atau gugus yang terikat pada gugus karbonil dalam aldehida dan keton. Perbedaan inilah yang mengakibatkan aldehida dan keton tidak memiliki sifat identik (Parlan,2003:163).
            Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsional . Gugus fungsi ini dinamakan karboksilat terdiri atas satu gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil. Kelompok senyawa ini cukup penting karena dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan dalam industri maupun laboratorium (Rasyid,2009:167).
            Asam karboksilat gugus –COOH terikat pada gugus alkil (R-) atau gugus aril (Ar-). Meskipun mengikat gugus –COOH dapat berupa gugus alifatik atau aromatik, jenuh atau tidak jenuh, tersubtitusi atau tidak tersubtitusi, sifat yang diperlihatkan oleh gugus –COOH tersebut pada dasarnya sama. Disamping terdapat asam yang mengandung sebuah gugus karboksil (asam monokarboksilat), diketahui ada juga asam yang memiliki dua buah gugus karboksil (asam dikarboksilat) maupun tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat) Perbedaan banyaknya gugus –COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang mendasar (Parlan,2003:186).
            Gugus karboksil mempunyai sifat kimia dari gugus karbonil dan hidroksil. Pelepasan proton kepada basa dapat membentuk garam. Pemanasan garam amonium dari asam karboksilat menyebabkan lepasnya molekul air dan terbentuklah amida. Lebih lanjut lagi, amida dapat melepaskan molekul air jika diberi zat pengering seperti . Hasil akhirnya dapat berupa senyawa dengan gugus nitril. Sementara itu, hasil reaksi asam dengan alkohol dinamakan ester. Reaksi ini juga dipandang sebagai eliminasi molekul air dari gugus hidroksil dari asam dan alkohol (Petrucci,1987:274-275).
            Metil ester sulfonat (MES) merupakan salah satu jenis surfaktan amonik yang dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku metil ester. Surfaktan merupakan bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan permukaan antara dua fasa yang berbeda kepolarannya seperti minyak dan air. Faktor-faktor yang menentukan kualitas MES diantaranya adalah rasio mol reaktan, suhu, lama reaksi, konsentrasi gugus sulfat yang ditambahkan, agen pensulfonasi, waktu, pH dan suhu netralisasi (Hidayanti,2007:60).
            Metis ester lemak merupakan senyawa ester alkil yang berasal dari minyak nabati dengan alkohol yang dihasilkan melalui proses esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus  dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Reaksi  Esterifikasi dikatalis asam dan bersifat dapat balik (Arita,2008:34-37). 
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a.    Tabung reaksi                                             12 buah
b.    Rak tabung reaksi                                       1 buah
c.    Gelas ukur 10 mL                                       2 buh
d.   Gelas kimia 250 mL                                   1 buah
e.    Lampu spiritus, kaki tiga dan kasa             @ 1 buah
f.     Botol semprot                                             1 buah
g.    Pipet tetes                                                   10 buah
h.    Lap kasar                                                    1 buah
2. Bahan
a.    Sikloheksena
b.    Larutan Kalium Permanganat  1%
c.    Fenol  pekat dan 5%
d.   Natrium Hidroksida (NaOH)  2M
e.    Asam klorida (HCl) pekat
f.     Etanol   
g.    Besi (III) klorida   0,2 M
h.    Reagen Benedict/Fehling (A dan B)
i.      Formaldehid  / asetaldehid   
j.      Aseton 
k.    Asam asetat   0,1 M\
l.      Benzena     
m.  Aquades   
n.    Korek api
o.    Tissue
p.    Label

E. PROSEDUR KERJA
1.    Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu
2.    Alat dicuci dengan air sampai bersih, lalu dikeringkan
a.    Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
1)   Sikloheksena dimasukkan 5 tetes kedalam tabung reaksi I kemudian ditambahkan 7 tetes larutan    1%
2)   Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit dan diamati apa yang terjadi
3)   Benzena dimasukkan 5 tetes kedalam tabung reaksi II kemudian ditambahkan 7 tetes larutan    1%
4)   Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit dan diamati apa yang terjadi.
b.    Alkohol dan Fenol
1)   Reaksi dengan NaOH
a)    Etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi I sebanyak 3 mL
b)   10 tetes larutan NaOH 2 M ditambahkan kedalam tabung I dengan setiap penambahan 1 tetes NaOH, tabung reaksi digoyangkan dan diamati perubahan warna yang terjadi
c)    Fenol pekat dimasukkan kedalam tabung reaksi II
d)   10 tetes larutan NaOH 2 M ditambahkan kedalam tabung II dengan setiap penambahan 1 tetes NaOH,  tabung reaksi digoyangkan dan diamati perubahan warna yang terjadi
e)    Kedalam tabung II ditambahkan 5 tetes HCl pekat dan diamati perubahan warnanya.
2)   Reaksi dengan
a)    1 mL etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi I
b)   5 tetes larutan  0,2 M ditambahkan kedalam tabung I dan diamati perubahan warnanya
c)    1 mL fenol 5% dimasukkan kedalam tabung reaksi II
d)   5 tetes larutan  0,2 M ditambahkan kedalam tabung II dan diamati perubahan warnanya
c.    Aldehid dan Keton
1)   Air 400 mL dipanaskan diatas kaki tiga dan kasa dengan pembakar spiritus
2)   2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung reaksi I
3)   5 tetes formaldehid ditambahkan kedalam tabung I
4)   2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung reaksi II
5)   5 tetes asetaldehid ditambahkan kedalam tabung II
6)   2 mL benedict dimasukkan kedalam tabung reaksi III
7)   5 tetes formaldehid ditambahkan kedalam tabung III
8)   2 mL benedeict dimasukkan kedalam tabung reaksi IV
9)   5 tetes asetaldehid ditambahkan kedalam tabung IV
10)    2 mL benedict dimasukkan kedalam tabung reaksi V
11)    5 tetes aseton ditambahkan kedalam tabung V
12)    2 mL fehling dimasukkan kedalam tabung reaksi VI
13)    5 tetes aseton ditambahkan kedalam tabung VI
14)    Keenam tabung reaksi dimasukkan kedalam gelas kimia 500 mL yang berisi 400 mL air yang dipanaskan kemudian diamati perubahan yang terjadi pada keenam tabung
d.   Asam Karboksilat
1)   5 mL asam asetat dimasukkan kedalam tabung reaksi
2)   5 mL etanol ditambahkan kedalam tabung reaksi tersebut
3)   Perubahan yang terjadi diamati
4)   5 mL NaOH ditambahkan kedalam larutan tersebut dan diamati perubahan yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN
1.      Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh
Tabung
ke-
Keadaan mula-mula
Perubahan yang terjadi
Reaksi yang terjadi


I
5 tetes sikloheksena (tak berwarna) + larutan KMnO4(ungu) 7 tetes
Terbentuk 2 lapisan yaitu endapan hitam paling bawah dan coklat paling atas



II
5 tetes benzena (tak berwarna) + 7 tetes larutan KMnO4 (ungu)
Tidak bereaksi dan tidak terjadi perubahan warna yaitu warna ungu warna larutan KMnO4

2.      Alkohol dan fenol
a.       Reaksi dengan NaOH
Tabung
ke-
Keadaan mula-mula
Perubahan yang terjadi
Reaksi yang terjadi


I
Etanol (tak berwarna) + 10 tetes NaOH (tak berwarna)
                       
Etanol yang awalnya bening setelah ditetesi NaOH tetap bening



II
Fenol pekat (merah muda) + 10 tetes larutan NaOH




Larutan + 5 tetes HCl pekat
Tidak terjadi perubahan yang signifikan dari warna merah muda pekat menjadi sedikit bening.

Terjadi endapan putih dibawah



b.      Reaksi dengan (FeCl3)
Tabung
ke-
Keadaan mula-mula
Perubahan yang terjadi
Reaksi yang terjadi


I
1 mol etanol + 5 tetes FeCl3
Etanol yang awalnya bening setelah direaksikan dengan FeCl3berubah menjadi warna kuning



II
1 mL fenol 5% (merah muda) + 5 tetes FeCl3
Tidak bereaksi dan tidak terjadi perubahan warna yaitu warna ungu warna larutan KMnO4

3.      Aldehid dan Keton
Tabung ke-
Reaksi mula-mula
Perubahan yang kerja
Reaksi yang terjadi
I
2 mL reagen benedict  + 5 tetes formaldehid
Tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap warna fehling warna biru
II
2 mL reagen benedict + 5 tetes asetaldehid (tak berwarna)
Terjadi perubahan warna yaitu warna biru
III
2 mL fehling (biru) + 5 tetes formaldehid tak berwarna
Terjadi perubahan warna yaitu warna ungu
IV
2 mL fehling (biru) + 5 tetes asetaldehid tak berwarna
Terjadi perubahan warna dan terbentuk 2 endapan yaitu bagian bawah warna hitam dan atas warna hijau bening
V
2 mL reagen benedict (biru) + 5 tetes aseton (tak berwarna)
Tidak terjadi reaksi atau perubahan warna yaitu warnanya tetap warna biru (fehling)
VI
2 mL fehling (biru) + 5 tetes aseton tak berwarna
Terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan dimana bagian bawah warna biru dan dibagian atas warna hijau bening.

4.      Asam karboksilat
Tabung
ke-
Keadaan mula-mula
Perubahan yang terjadi
Reaksi yang terjadi


I
5 mL asam asetat (tak berwarna) + 5 mL etanol 95% tak berwarna  
Terjadi perubahan warna yaitu warna kuning



II

+ NaOH 2 M 5 mL

Tidak terjadi perubahan warna

G. PEMBAHASAN
            Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa tersebut (Rasyid,2009).
            Percobaan pertama yaitu untuk pengujian hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh. Hidrokarbon adalah senyawa organik yang mengandung karbon dan hidrogen saja yang dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tidak jenuh. Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbonnya yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak jenuh. Alkana digolongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh sedangkan alkena dan senyawa aromatik yang termasuk kedalam senyawa hidrokarbon tak jenuh yang umumnya mengalami reaksi adisi (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:19).
            Percobaan yang dilakukan menggunakan penguji larutan . Adapun larutan  berfungsi untuk mereduksi senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh yang akan diuji. Dimana bahan yang akan diuji yaitu sikloheksena dan benzena yang masng-masing ditambahkan larutan . Pada tabung I yang berisi sikloheksena tidak berwarna yang ditambahkan denga larutan  berwarna ungu terbentuk 2 lapisan yaitu endapan hitam pada bagian paling bawah dan coklat pada bagian atas. Adanya perubahan warna ini menunjukkan terjadinya reaksi antara kedua larutan tersebut. Hal ini menandakan adanya ikatan rangkap pada sikloheksena sehingga dikelompokkan kedalam senyawa hidrokarbon tak jenuh. Alkena yang mudah dioksidasi apabila dengan larutan KmnO4 akan menghasilkan senyawa glikol yaitu senyawa dengan gugus hidroksil yang berdampingan dan senyawa mangan dioksida yang berawarna coklat, hal ini terjadi karena kemampuan KmnO4 mengoksidasi larutan rangkap dua sehingga rangkapnya putus. Kemudian pada tabung II hasil percobaan, larutan benzena yang bening ditambahkan larutan  maka larutan tersebut berawarna ungu akibat penambahan  menunjukkan bahwa pada tabung benzena tidak terjadi reaksi karena hidrokarbon tak jenuh tahan terhadap asam, basa, reduktor, maupun oksidator melainkan benzena lebih mudah mengalami subtitusi sehingga cincin benzena yang memiliki gugus alkil dapat dioksidasi sengan temperatur yang lebih tinggi dan dengan katalais lain. Dimana  termasuk oksidator kuat (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:19). Adapun reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan ini yakni pada tabung sikloheksena dan tabung benzena :
            Percobaan kedua yaitu untuk pengujian alkohol dan fenol. Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksil pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun saat ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya akan berkurang. Selain itu, pada umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air, dan jumlah atom C>6 akan tidak larut dalam air. Pada percobaan ini dilakukan 2 pengujian yaitu reaksi dengan NaOH dan Reaksi dengan larutan .
            Percobaan reaksi dengan NaOH, etanol dimasukkan kedalam tabung reaksi yang kemudian ditambahkan dengan larutan NaOH. NaOH disini berfungsi untuk mengidentifikasi keasaman pada etanol dan fenol. Setelah penambahan NaOH larutan tetap bening. Hal ini menandakan tidak terjadinya reaksi karena ditandai dengan tidak adanya indikator perubahan. Hal ini juga dikarenakan etanol tidak dapat bereaksi dengan larutan alkali seperi NaOH. Sifat etanol yang sangat lemah dari pada air dengan pH 100% etanol adalah 7,33 sementara pH air murni adalah 7,00. Selain itu, etanol dalam air hampir netral (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:20) Adapaun reaksinya:
            Tabung yang berisi fenol yang kemudian ditambahkan dengan NaOH, terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Hal tersebut membuktikan bahwa fenol larut dalam NaOH karena fenol mempunyai cincin aromatik yang relatif stabil sehingga fenol yang mempunyai sifat polar yang mampu larut dalam NaOH dengan melepaskan satu protonnya untuk menjadi suatu anion yang larut dalam NaOH. Fenol termasuk asam lemah yang dapat bereaksi menjadi anion fenoksida jika ditambahkan suatu basa yaitu NaOH membentuk garamnya yang larut dalam air (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:20). Adapun Reaksinya yaitu :
Akan tetapi, setelah penambahan HCl pekat kedalam larutan tersebut maka garam fenol akan berubah kembali menjadi fenol (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:20).
Adapun reaksinya :
            Percobaan reaksi dengan  yang merupakan zat penguji untuk membedakan alkohol alifatik dengan alkohol aromatik. Penggunaan  sebagai larutan penguji juga bertujuan untuk menguji keberadaan gugus hidroksil yang terikat pada suatu karbon tak jenuh. Adapun uji positif pada reaksi dengan  ditandai dengan adanya perubahan warna pada larutan. Pada tabung yang pertama yang berisi etanol yang kemudian ditambahkan  tidak terjadi reaksi yang ditunjukkan tidak terjadi perubahan warna dimana larutan tetap berwarna kuning yang merupakan warna dari . Hal tersebut dikarenakan etanol sebagai senyawa alifatik tidak dapat dioksidasi oleh . Selain itu juga dalam etanol tidak mengandung gugus enol sehingga tidak terjadi reaksi antara etanol dengan   . Adapun reaksinya yaitu :
                       
Pada tabung kedua, yang berisi fenol yang ditambahkan  pada hasil percobaan menghasilkan warna ungu. Adanya perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa antara fenol dan  terjadi reaksi. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa fenol mengandung yang mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu karbon tak jenuh (enol) memberikan warna merah jambu, ungu, atau hijau bergantung pada struktur fenol atau enol dengan besi (III) klorida. Reaksi antara fenol dengan besi (III) klorida akan terbentuk senyawa kompleks dengan besi (Tim Dosen Kimia Organik,2016:22). Adapun reaksinya yaitu :
            Percobaan ketiga yaitu Aldehid dan Keton. Aldehid dan keton adalah kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (C=O). Suatu aldehid mempunyai sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan keton mempunyai dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonil. Adanya gugus karbonil pada aldehid dan keton menyebabkan sebagian besar reaksi yang terjadi pada aldehid dan keton adalah reaksi-reaksi adisi nukleofilik pada gugus karbonil tersebut (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:21).
            Tabung I berisi reagen fehling dan formaldehid yaitu tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna. Dan pada tabung II berisi reagen fehling dan asetaldehid terjadi perubahan warna yaitu warna biru. Hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya reagen fehling dan asetaldehid tidak bereaksi. Hal ini dikarenakan fehling dan benedict merupakan jenis dari larutan yang secara esensial sama. Keduanya mengandung ion-ion tembaga (II) yang kompleks dalam larutan basa (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:21). Adapun reaksinya yaitu :
            Tabung III berisi reagen benedict dan formaldehid pada percobaan terjadi perubahan warna yaitu warna ungu. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada tes benedict, aldehid dioksidasi menjasi asam karboksilat. Pereaksi benedict adalah kompleks ion Cu (II) sitratdalam larutan basa. Endapan yang seharusnya terbentuk adalah endapan tembaga (I) oksida  yang berwarna merah bata (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:21). Adapun reaksinya yaitu :
            Tabung IV yang berisi fehling dan asetaldehid terbentuk 2 endapan, yaitu bagian bawah berwarna hitam dan bagian atas berwarna hijau bening. Hal ini tidak sesuai dengan teori. Pereaksi benedict kompleks pada ion Cu (II) dalam larutan alkali. Endapan yang seharusnya terbentuk endapan tembaga (I) oksida  yang berwarna merah bata(Tim Dosen Kimia Dasar,2016:21). Sedangkan yang dihasilkan bukan endapan warna merah bata. Adapun rekasinya yaitu :
            Tabung V berisi reagen benedict dan aseton tidak bereaksi yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna. Dan pada tabung VI berisi reagen fehling  dan aseton terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan dimana bagian bawah berwarna biru dan dibagian atas berwarna hijau bening. Untuk tabung V sesuai dengan teori karena tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa kedua larutan tersebut tidak bereaksi sedangkan pada tabung VI tidak terbukti karena terjadi perubahan warna. Aseton termasuk kedalam gugus keton yang mana keton tidak bereaksi dengan reagen fehling dan benedict. Inilah yang membedakan antara aldehid dan keton yang tidak dapat teroksidasi dengan benedict dan fehling (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:21). Alasan lain keton tidak mudah dioksidasi karena pada oksidasi akan terjadi pemutusan ikatan karbon-karbon menghasilkan dua asam karboksilat yang jumlah karbonnya lebih sedikit dari semula. Selain itu gugus keton memiliki dua gugus fungsi yang diapit oleh dua alkil sehingga keton sukar bereaksi dengan tembaga (II) menjadi tembaga oksida (Cu2O) (Tim Dosen Kimia Organik,2016:23). Adapun reaksinya :
            Percobaan keempat yaitu asam karboksilat. Asam karboksilat adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung gugus karboksil (-COOH) dengan sebuah atom karbon (C) ujung mempunyai ikatan rangkap keoksigen dan sebuah gugus hidroksil (-OH). Pada tabung diisi dengan asam asetat dan ditambahkan etanol, tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan tidak terjadinya perbuahan warna yaitu tetap berwarna bening dan berbau khas. Uji positif untuk reaksi antara asam asetat dengan etanol yaitu terjadi perubahan bau tetapi warnya tetap. Reaksi yang terjadi yaitu reaksi esterifikasi. Dimana yang dimasksud dengan reaksi esterifikasi yaitu asam karboksilat yang bereaksi dengan alkohol secara langsung membentuk ester dan air ( Tim Dosen Kimia Dasar,2016:22). Adapun reaksinya yaitu :
            Ester yang telah dihasilkan kemudian ditambahkan dengan NaOH pada hasil percobaan juga tidak terjadi perubahan warna dan tidak berbau. Hal ini membuktikan bahwa ester adalah senyawa yang diturunkan dari asam karboksilat dengan menggantikan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu hidrokarbon. Dimana pada reaksi ini ester mengalami hidrolisis dan mengahasilkan asam karboksilat dan alkohol (Tim Dosen Kimia Dasar,2016:22). Adapun reaksinya yaitu :

H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
            Senyawa karbon yang atom hidrogennya mengikat empat atom atau gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak jenuh. Alkana termasuk kedalam hidrokarbon jenuh sedangkan alkena termasuk kedalam hidrokarbon tidak jenuh. Pada alkohol dan fenol walaupun sama-sama meiliki gugus –OH memiliki kelarutan yang berbeda. Alkohol tidak dapat bereaksi dengan larutan alkali seperti NaOH, tetapi fenol yang bersifat asam lemah akan bereaksi membentuk garamnya yang larut dalam air. Aldehid dan keton dapat dibedakan berdasarkan tingkat oksidasinya. Untuk asam karboksilat yang direasikan dengan alkohol membentuk ester dan air. Ester mengalami hidrolisis menghasilkan asam karboksilat dan alkohol.
2. Saran
            Untuk praktikan selanjutnya diharapkan lebih menguasai materi yang akan dipraktikumkan dan lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum yang dilakukan.













DAFTAR PUSTAKA

Arita, Susila., Meta Berlian Dara., dan Jaya Irawan.2008. Pembuatan Metil Ester Asam Lemak Dari CPO Off Grade Dengan Metode Esterifikasi-Transterifikasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol.15 No.2
Hidayanti, Sri.2007. Pengaruh Suhu, Lama Pemanasan, Konsentrasi Metanol dan Suhu Pemurnian Terhadap Bilangan Iod dan Bilangan Asam Surfaktan Dari Minyak Inti Sawit. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. Vol.12 No.2
Parlan dan Wahjudi.2003. Kimia Organik I. Malang:JICA
Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 3. Bogor:Erlangga
Rasyid, Muhammad.2009. Kimia Organik I. Makassar:Badan Penerbit UNM
Santi, Sintha Soraya.2008. Pembuatan Alkohol Dengan Proses Fermentasi Buah Jambu Mete Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol.8 No.2
Tim Dosen Kimia Dasar.2016. Penuntun Kimia Dasar Lanjut.Makassar:FMIPA UNM

1 komentar: