Jumat, 04 Agustus 2017

Laporan Kimfis Penentuan Tetapan Kesetimbangan dalam Fasa Cair



A. JUDUL PERCOBAAN
            Penentuan Tetapan Kesetimbangan dalam Fasa Cair

B. TUJUAN PERCOBAAN
            Menentukan tetapan kesetimbangan Kc esterifikasi asam asetat

C. LANDASAN TEORI
            Persamaan-persamaan termodinamika yang telah diturunkan hanya berlaku untuk sistem dengan komposisi tetap, artinya tidak ada transfer materi dengan lingkungan (sistem tertutup). Meskipun reaksi kimia kebanyakan dilakukan dalam tempat tertutup, namun reaksi kimia yang sedang berlangsung dapat dipandang sebagai suatu sistem terbuka. Untuk sistem semacam ini, yakni dengan sistem yang komposisi berubah-ubah perlu dicari pengaruh dengan perubahan komposisi terhadap persamaan termodinamika. Hasil dari persamaan tersebut digunakan untk menurunkan syarat tercapainya kesetimbangan kimia (Rohman, 2000: 120).
            Fakta yang paling penting tentang reaksi kimia adalah bahwa semua reaksi kimia reversibel (dapat balik). Bilamana suatu reaksi kimia dimulai, hasil reaksi mulai menimbun, dan seterusnya akan bereaksi satu sama lain memulai suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama, tercapailah kesetimbangan dinamis. Dalam beberapa hal, kesetimbangan ini terletak hampir sama sekali berada dipihak pembentukan suatu atau beberapa zat, maka reaksi itu nampak seakan-akan berlangsung sampai selesai (Svehla, 1985: 20).
            Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar dan dimana konsentrasi reaktan dan produk tetap tidak berubah seiring berjalannya waktu. Keadaan kesetimbangan dinamik ini ditandai dari hanya adanya satu konstanta kesetimbangan. Bergantung pada jenis spesi yang bereaksi, konstanta kesetimbangan dapat dinyatakan dalam molaritas atau tekanan parsial. Konstanta kesetimbangan dapat memberi informasi tentang arah akhir dari suatu reaksi yang berlangsung reversibel dan konstanta dari campuran kesetimbangan (Chang, 2004: 65).
            Kesetimbangan terkait dengan proses pengamatan dari waktu. Ketidakberubahan harga variabel-variabel pada sistem termodinamika suatu sistem dengan waktu merupakan syarat yang perlu agar suatu sistem setimbang. Pada percobaan tentang pengaruh konsentrasi minyak dalam fasa cairan terhadap waktu dimana lamanya proses ekstraksi sangat berpengaruh pada minyak yang dihasilkan. Pada keadaan setimbang, yang mempunyai nilai yang sama adalah potensil kimia dari kedua fasa, bukan konsentrasi sehingga transfer solute menjadi terhenti (Bangkit, 2012: 13).
            Reaksi kimia yang umum konsentrasi reaktan dan produk pada kesetimbangannya dihubungkan oleh rumus dengan konstanta kesetimbangan
Kesetimbangan yang semua reaktan dan produknya berada dalam fasa yang sama dapat disebut dengan kesetimbangan homogen. Jika reaktan dan produk tidak berada dalam fasa yang sama, kesetimbangannya dapat disebut kesetimbangan heterogen. Nilai K bergantung pada bagaimana persamaan kimia tersebut disetarakan, dan kosntanta kesetimbangan untuk reaksi balik tertentu adalah kebalikan dari konstanta kesetimbangan reaksi itu. Hasil bagi reaksi Q memiliki bentuk yang sama dengan persamaan konstanta kesetimbangan, tetapi persamaan ini berlaku pada reaksi yang tidak berada pada kesetimbangan. Jika Q > K, maka reaksi akan akan berlangsung dari kanan kekiri untuk mencapai kesetimbangan. Jika Q < K, maka reaksi akan bergerak dari kiri ke kanan untuk mencapai kesetimbangan (Chang, 2004: 85).
            Data kesetimbangan uap-air dapat diperoleh dengan menggunakan sistem biner. Grafik kurva pada kesetimbangan sistem biner etanol-air dari data literatur dan dri data hasil penelitian akan diapaki untuk verifikasi hasil penelitian secara eksperimen dan secara perhitungan dari persamaan yang digunakan. Kurva kesetimbangan uap-air sistem biner etanol-air yang dihasilkan dengan bahan baku etanol teknis penyimpangannya lebih besar dibandingkan dengan penggunaan bahan baku etanol pro analitis, karena etanol teknis mengandung kadar air impuritis yang tinggi, sehingga penyimpangan terjadi saat mendekati titik azeotropik (Sari, 2012: 37-39).
            Tetapan kesetimbangan Kp, Kx dan Kc untuk gas ideal, ai = Pi sehingga persamaannya :
Koefisien   pada keadaan setimbang dinyatakan dengan Kp, sehingga untu gas ideal :
Hubungan antara Kp dan Kc dapat diperoleh dengan menggunakan rumus persamaan gas ideal :
Pi  =  ni RT / V
                                                      Pi  = Ci RT
                                                     
                                                          
                                                    Kp  =  Kc 
Dengan Kc yaitu tetapan kesetimbangan dinyatakan dalam bentuk konsentrasi molar (Rohman, 2000: 133-134).
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia yakni perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi keadaan kesetimbangan, atau lebih tepatnya, jumlah relatif reaktan dan produk. Perubahan tekanan dan volume mungkin dapat memberikan pengaruh tekanan dan volume mungkin dapat memberikan pengaruh yang sama terhadap sistem gas pada kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat reaksi maju dan reaksi balik, tetapi katalistidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan (Chang, 2004: 65).
            Percobaan yang akan dilakukan bertujuan menentukan tetapan kesetimbangan Kc esterifikasi asam asetat dimana reaksi esterifikasi dikenal sebagai reaksi pembentukan ester. Ester dapat disintesis dengan berbagai macam cara. Diantara cara-cara tersebut yang sering dilakukan adalah esterifikasi menurut Fischer, yaitu dengan mereaksikan asam dan alkohol memakai katalis asam sulfat atau klorida (Saraswati, 2016: 57).
            Contoh reaksi esterifikasi yaitu proses esterifikasi gliserol dimana proses pembuatan turunan gliserol atau konversi gliserol paling banyak menggunakan proses esterifikasi gliserol. Pembuatan turunan gliserol ini yang dimaksudkan agar produk mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi, serta turunan gliserol ini akan banyak diaplikasikan pada berbagai arahan penggunaan produk adalah dibidang kosmetik, makan, kertas tissue, tinta dan additif bahan bakar (Prasetyo, 2012: 30).

D. ALAT DAN BAHAN
1.        Alat
a.         Labu Erlenmeyer 250 ml                          2 buah
b.        Corong biasa                                            1 buah
c.         Pikonometer 100 ml                                 2 buah
d.        Temometer 1100C                                    1 buah
e.         Gelas kimia 600 ml                                  1 buah
f.         Labu Erlenmeyer 500 ml                          1 buah
g.        Corong pisah 250 ml                                1 buah
h.        Botol semprot                                          1 buah
i.          Ball pipet                                                  1 buah
j.          Pipet volum 25 ml                                    1 buah
k.        Gelas ukur 50 ml                                      1 buah
l.          Gelas ukur 250 ml                                    1 buah
m.      Pembakar spiritus                                     1 buah
n.        Kaki tiga dan kasa asbes                          @ 1buah
o.        Eksikator                                                  1 buah
p.        Kompor                                                    1 buah
q.        Oven                                                        1 buah
r.          Neraca analitik                                         1 buah
s.         Pipet tetes                                                            5 buah
t.          Batang pengaduk                                     1 buah
u.        Klem kayu                                               1 buah
v.        Statif dan klem                                        @ 1 buah
w.      Spatula                                                     1 buah
x.        Lap kasar                                                  1 buah
y.        Lap halus                                                  1 buah
2.        Bahan
a.         Kristal tembaga sulfat                              ( CuSO4 ) anhidrat
b.        Asam asetat                                              ( CH3COOH ) glasial
c.         Etanol                                                       ( C2H5OH ) 96 %
d.        Natrium karbonat                                     ( Na2CO3 ) jenuh
e.         Asam sulfat                                              ( H2SO4 ) pekat
f.         Aquades                                                   ( H2O )
g.        Korek api
h.        Tissu

E. PROSEDUR KERJA
1.        Penentuan massa jenis
a.         Dikeringkan piknometer yang telah dicuci, dimasukkan dalam oven kemudia didinginkan dalam eksikator
b.        Ditimbang piknometer sebagai wadah etanol
c.         Dimasukkan etanol kedalam piknometer kosong yang telah diketahui beratnya kemudian ditimbang kembali
d.        Dihitung massa jenis etanol
e.         Ditimbang piknometer sebagai wadah asam asetat glasial
f.              Dimasukkan asam asetat glasial kedalam piknometer yang telah diketahui beratnya kemudian ditimbang kembali
g.        Dihitung massa jenis asam asetat
2.    Reaksi esterifikasi
a.         Diukur 200 ml etanol 96% kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml
b.        Ditambahkan 2 sendok CuSO4 anhidrat kedalam labu Erlenmeyer yang telah diisi dengan 200 ml etanol 96%
c.         Campuran diaduk
d.        Diukur 250 ml asam asetat glasial kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml
e.         Ditambahkan 2 sendok CuSO4 anhidrat kedalam labu Erlenmeyer yang telah diisi dengan 250 ml CH­3COOH glasial kemudian diaduk
f.         Disaring campuran antara etanol 96% dan CuSO4 anhidrat dengan menggunakan corong pisah yang dilengkapi dengan kertas saring
g.        Disaring campuran antara asam asetat dan CuSO4 anhidrat dengan menggunakan corong pisah yang dilengkapi dengan kertas saring
h.        Dicampurkan filtrat (campuran etanol 96% dan CuSO4) dan filtrat (campuran asam asetat glasial dan CuSO4) kedalam gelas kimia 600 ml
i.          Ditambahkan 1 ml H2SO4 kedalam campuran yang dilakukan dalam lemari asam
j.          Dipanaskan sampai terbentuk gelembung pada campuran
k.        Diukur 50 ml campuran kemudian dimasukkan kedalam corong pisah 250 ml (I)
l.          Ditambahkan Na2CO3 jenuh kedalam campuran sampai terbentuk kristal
m.      Diukur 50 ml campuran kemudian dimasukkan kedalam corong pisah 250 ml (II)
n.        Ditambahkan Na2CO3 jenuh kedalam campuran sampai terbentuk kristal
o.        Diukur 50 ml campuran kemudian dimasukkan kedalam corong pisah 250 ml (III)
p.        Ditambahkan Na2CO3 jenuh kedalam campuran sampai terbentuk kristal

F. HASIL PENGAMATAN
1. Penentuan Massa Jenis
No.
Aktivitas
Hasil
a.
Etanol (C2H5OH)


-        Berat piknometer kosong
37,595 g

-       Berat piknometer isi
68,5

-       Berat piknometer isi – berat     piknometer kosong
78,492 g

-       Massa jenis :
 =
0,7849 g/ml
b.
Asam asetat (CH3COOH)


-        Berat piknometer kosong
37,586 g

-       Berat piknometer isi
142,054 g

-       Berat piknometer isi – berat     piknometer kosong
104,468 g

-       Massa jenis :
 =
1,0446 g
2. Reaksi esterifikasi
No.
Aktivitas
Hasil
1.
200 ml C2H5OH + 2 sendok CuSO4
Larutan putih dan terdapat endapan biru
2.
250 ml CH3COOH + 2 sendok CuSO4
Larutan putih dan terdapat endapan biru
3.
C2H5OH + CuSO4 disaring
Larutan bening
4.
CH3COOH + CuSO4 disaring
Larutan being
5.
Campuran + 1 ml H2SO4
Larutan bening dan terdapat uap
6.
Campuran         
Larutan bening dan terdapat gelembung
7.
Campuran didinginkan
Larutan bening
8.
50 ml campuran dimasukkan kedalam corong pisah
Terbentuk 2 lapisan yaitu:
Lapisan atas : etil asetat
Lapisan bawah air
9.
Campuran + Na2CO3 jenuh
Larutan berwarna putih
10.
50 ml campuran dimasukkan kedalam corong pisah II
Terbentuk 2 lapisan yaitu:
Lapisan atas : etil asetat
Lapisan bawah air
11.
Campuran + Na2CO3 jenuh
Larutan berwarna putih
12.
50 ml campuran dimasukkan kedalam corong pisah II
Terbentuk 2 lapisan yaitu:
Lapisan atas : etil asetat
Lapisan bawah air
13.
Campuran + Na2CO3 jenuh
Larutan berwarna putih

G. ANALISIS DATA
1. Penentuan massa jenis CH3COOH dan C2H5OH
a. Massa jenis asam asetat (CH3COOH) glasial
Diketahui : Massa piknometer kosong             = 37,586 g
                        Massa piknometer isi                    = 142,054 g
                        Volume CH3COOH                     = 100 ml
Ditanyakan :  (massa jenis) CH3COOH.....?
Penyelesaian :
Massa CH3COOH   = Massa piknometer isi – massa piknometer kosong
                                 = 142,054 gram – 37,586 gram
                                 = 104,468 gram
                          =  1,0446 g/ml
b. Massa jenis etanol (C2H5OH) 96%
Diketahui : Massa piknometer kosong             = 37,595 g
                        Massa piknometer isi                    = 116,087 g
                        Volume CH3COOH                     = 100 ml
Ditanyakan :  (massa jenis) C2H5OH.....?
Penyelesaian :
Massa C2H5OH        = Massa piknometer isi – massa piknometer kosong
                                 = 116,087 gram – 37,595 gram
                                 = 78,492 gram
                          =  0,7849 g/ml
2. Penentuan tetapan kesetimbangan
Diketahui : V CH3COOH           = 250 ml
                    V C2H5OH               = 200 ml
                      CH3COOH          = 1,03 g/ml
                             C2H5OH             = 0,78 g/ml
                     Mr CH3COOH       = 60 g/ml
                     Mr C2H5OH           = 46 g/ml
                     Mr CH3COOC2H5  = 88 g/ml
                        
                                                         = 0 gram
Ditanyakan : Kc........?
Penyelesaian :
1)      Massa CH­3COOH            =  CH­3COOH  V CH­3COOH
                                         = 1,03 g/ml  200 ml
                                         = 257,5 gram
2)      Massa C2H5OH                =   C2H5OH  V C2H5OH
                                               = 0,78 g/ml  200 ml
                                               = 156 gram
     Untuk mol CH3COOC2H5OH yang diambil 50 ml dari campuran pengenceran
                                              
                                               = 9
3)      Massa CH3COOC2H5OH = Massa praktek  9
                                          = 0 gram  9
                                         = 0 gram
4)     
                                                    
                                                    = 4,2916 mol
5)     
                                                    
                                                    = 3,3913 mol
6)     
                                                    
                                                    = 0 mol
Reaksi :
                   CH3COOH(aq)  +  C2H5OH(aq) CH3COOC2H5(aq)  + H2O(l)
Mula-mula    :   4,2916 mol         3,3913 mol                 0 mol                     -
Bereaksi        :            0 mol                  0 mol                  0 mol                 0 mol
Setimbang    : 4, 2916 mol         3,3913 mol                   0 mol                 0 mol    
Maka nilai Kc adalah :

                                       Kc   =      0

H. PEMBAHASAN
            Keetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar dan dimana konstrasi reaktan dan produk tetap tidak beruabh seiring berjalannya waktu (Chang, 2004: 65). Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapan kesetimbangan Kc esterifikasi asam asetat. Reaksi esterifikasi dikenal sebagai reaksi pembentukan ester. Diantara cara-cara untuk mensintesis ester yang sering dilakukan salah satunya adalah esterifikasi menurut Fischer, yaitu dengan mereaksikan asam dan alkohol memakai katalis asam sulfat atau klorida (Saraswati, 2016: 57).
            Percobaan  pertama yaitu menentukan massa jenis CH3COOH dan C2H5OH yang dapat diketahui dengan piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca yang sering digunakan untuk mengukur nilai massa jenis. Percobaan ini dilakukan piknometer yang telah dicuci, dikeringkan dalam oven yang bertujuan untuk menguapkan air atau menghilangkan air yang terkandung dalam piknometer. Kemudian piknometer dimasukkan kedalam eksikator yang berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan dan agar piknometer tidak menyerap lagi uap air yang terdapat diudara bebas karena didalam eksikator, pada bagian bawahnya ditempatkan silika gel sehingga pengaruh uap air selama pengeringan daoat diserap oleh silika gel tersebut. selain itu, eksikator sifatnya vakum yakni dapat mencegah uap air yang berada diluar eksikator tidak masuk kedalam eksikator. Piknometer kemudian ditimbang berat kosongnya. Selanjutnya piknometer diisi dengan etanol dan asam asetat glasial lalu ditimbang beratnya dan diperoleh berat isi. Massa jenis diperoleh dari selisih berat (massa) isi dan selisih berat (massa) kosong dibagi dengan volume piknometer. Berdasarkan hasil yang diperolah, massa jenis CH3COOH yaitu 1,0446 g/ml sedangkan massa jenis C­2H5OH yaitu 0,7846 g/ml. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori yaitu massa jenis massa jenis CH3COOH yaitu 1,03 g/ml sedangkan massa jenis C2H5OH yaitu 0,78 g/ml.
            Percobaan selanjutnya yaitu reaksi esterifikasi dimana dalam percobaan ini yaitu mereaksikan asam asetat dan etanol. Percobaan ini dilakukan dengan kristal CuSO4 anhidrat dilarutkan dalam etanol 96% yang mana berfungsi untuk mengikat air yang terkandung dalam etanol dikarenakan etanol yang digunakan hanya 96% dan 4% adalah air. Kristal CuSO4 yang mana sebelum dilarutkan dalam etanol berwarna putih dan setelah dilarutkan dalam etanol berwarna biru yang menandakan bahwa kristal telah mengikat air. Kristal CuSO­4 anhidrat dilarutkan juga kedalam asam asetat glasial yang berfungsi untuk mengikat air yang terkandung dalam asam asetat dimana jika kristal telah mengikat air ditandai dengan warna kristal CuSO4 berubah dari putih menjadi biru. Alasan mengapa harus mengikat air karena pada saat etanol dan asam asetat direaksikan dalam hal ini reaksi esterifikasi, air yang merupakan produk samping telah terikat pada kristal CuSO4 sehingga etil asetat (ester) yang diperoleh betul-betul murni.
            Kedua larutan disaring yang bertujuan untuk memisahkan filtrat yaitu etanol dan asam asetat dengan residu yaitu kristal CuSO4. Kedua filtrat ini kemudian dicampur dimana pencampuran ini terjadi reaksi esterifikasi yaitu reaksi antara alkohol (etanol) dan asam (asam asetat glasial) menghasilkan ester (etil asetat) dan air. Campuran kemudian ditambahkan H2SO4 pekat yang berfungsi sebagai katalis dimana katalis yaitu senyawa yang dapat mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi selain itu juga , berfungsi sebagai pemberi suasana asam. Pada saat penambahan H2SO4 pekat ini terdapat uap. Hal ini dikarenakan reaksi tersebut terjadi reaksi eksoterm yaitu reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan. Campuran kemudian dipanaskan hingga diperoleh kesetimbangan yang ditandai dengan adanya gelembung. Pemanasan ini bertujuan agar reaksi esterifikasi dapat terjadi secara cepat dalam keadaan setimbang dikarenakan suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. Adapun persamaan reaksinya :

CH3COOH(aq)    +        C2H5OH(aq)             CH3COOC2H5(aq)  +      H2O(l)
(asam asetat)               (etanol)                                 (etil asetat)                 (air)
            Larutan ester (etil asetat) dimasukkan kedalam 3 corong pisah yang berbeda dengan volume yang sama. prinsip dasar corong pisah yaitu meisahkan zat berdasarkan perbedaan massa jenis. Pada saat larutan dimasukkan kedalam corong pisah, larutan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas etil asetat dan lapisan bawah adalah air dimana terbentuknya lapisan ini dikarenakan perbedaan massa jenis antara etil asetat dan air yang mana massa jenis etil asetat yaitu 0,887 g/ml sedangkan air yaitu 1g/ml yang menyebabkan lapisan atas = etil asetat karena massa jenis etil asetat lebih kecil daripda massa jenis air.
            Larutan ditambahkan Na2CO3 jenuh yang berfungsi untuk mengendapkan etil asetat dalam bentuk kristal. Berdasarkan hasil yang percobaan tidak diperoleh adanya kristal. Hal ini disebabkan Na2CO3 digunakan sudah tidak jenuh lagi sehingga Na2CO3 tersebut tidak dapat mengendapkan kristal etil asetat. Adapun reaksinya :
CH3COOC2H5(aq)  +   Na2CO3 (aq)      2CH3COONa(s)  + C2H5(aq)   + CO32-
   (etil asetat)        (natrium karbonat)        (natrium asetat)   
Nilai Kc untuk esterifikasi asam asetat dengan rumus :
yang diperoleh yaitu 0

I. KESIMPULAN
            Tetapan kesetimbangan Kc esterifikasi asam asetat yang diperoleh berdasarkan praktikum adalah 0.

J. SARAN
            Diharapkan untuk praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam memeriksa bahan yang akan digunakan dimana sebelum percobaan dimuali, praktikan harus memeriksa Na2CO3 yang akan digunakan apakah jenuh atau tidak.


DAFTAR PUSTAKA

Bangkit, Tagora., Rinaldy Sirait dan Iriany. 2012. Penentuan Kondisi Kesetimbangan Unit Leaching pada Produksi Eugenol dari Daun Cengkeh. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol 1. No 1

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga

Prasetyo, Ari Eko., Anggra Widhi dan Widayat. 2012. Potensi Gliserol dalam Pembuatan Turunan Gliserol Melalui Proses Esterifikasi. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 10. No 1

Rohman, Ijang dan Sri Mulyani. 2000. Kimia Fisik I. Malang: JICA

Saraswati, Indah. 2016. Panduan Praktikum Kimia. Yogyakarta: Deepublish

Sari, Ni Ketut. 2012. Data Kesetimbangan Uap-Air dan Ethanol-Air dari Hasil Fermentasi Rumput Gajah. Berkala Ilmiah Teknik Kimia. Vol 1. No 1

Svehla, G. 1985. Vogel Bagian I Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka



















TUGAS PENUNTUN

1.        Jelaskan kegunaan kristal CuSO4 dalam percobaan ini
Jawab :
Kristal CuSO4 berfungsi mengikat air yang terkandung dalam etanol 96% dan asam asetat
2.        Jelaskan kegunaan penambahan larutan jenuh Na2CO3 dalam percobaan ini
Jawab :
Na2CO3 berfungsi untuk mengendapkan etil asetat
3.        Adakah cara lain untuk menentukan nilai tetapan kesetimbangan reaksi yang tidak melibatkan salah satu komponen dalam kesetimbanga ?
Jawab :
Ada cara lain yaitu dengan menambahkan (Na2CO3) garam karbonat
4.        Bagaimana cara mendapatkan jumlah mol asam asetat yang digunakan dalam percobaan anda ?
Jawab :
m =    V
    = 1,0446 g/ml . 250 ml
    = 261,15 gram
Jadi,
    =  4,3525 mol
5.        Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai tetapan kesetimbangan
Jawab :
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai tetapan kesetimbangan :
a)        Konsentrasi : jika konsentrasi reaktan dinaikkan maka kesetimbangan bergeser kearah produk begitupun sebaliknya
b)        Tekanan : jika tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser kejumlah koefisien yang terkecil begitupun sebaliknya
c)        Volume : jika volume dinaikkan maka reaksi akan bergeser kearah jumlah koefisien yang terbesar begitupun sebaliknya
d)       Suhu : Jika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser kearah reaksi endoterm. Jika suhu diturunkan maka akan bergeser kearah eksoterm
e)        Katalis : zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi
6.        Jelaskan secara matematis pengaruh tekanan (total) untuk reaksi-reaksi kesetimbangan berikut :
a)        Jumlah mol gas sebelum reaksi dan sesudah reaksi sama besar
b)        Jumlah mol gas sebelum reaksi lebih besar daripada setelah reaksi
c)        Jumlah mol gas sebelum reaksi lebih kecil daripada setelah reaksi
Jawab :
a)        Jumlah mol gas sebelum reaksi dan sesudah reaksi sama, maka tekanannya tetap
b)        Jumlah mol gas sebelum reaksi lebih besar daripada setelah reaksi, maka tekanan berkurang pada awal reaksi
c)        Jumlah mol gas sebelum reaksi lebih kecil daripada setelah reaksi berarti tekanan diperbesar

1 komentar:

  1. jica itu di departemen pend kimia upi bandung,bukan malang setau saya

    BalasHapus